Broker : orang yang membantu transaksi di pasar keuangan (transaksi jual beli saham antar perusahaan)
Clearing Companies : Lembaga yang membantu, perusahaan/individu melakukan transaksi-pasar modal.
Investasi ada 2 macam :
1. Direct Investment : sektor riil, saham --> yang bisa dipilih langsung
2. Indirect Investment : tabungan di Bank, reksadana (Danareksa) --> tidak bisa memange atau memilih sendiri (diolah oleh manajer investasi perusahaan yang bersangkutan)
Keuntungan Indirect Investment :
1. Kemampuan manajer investasi yang baik (expert)
2. Bisa melakukan diversifikasi dengan dana terbatas
3. Biaya adm. yang lebih murah
4. convenience
Global Capital Markets
Pasar Modal Global mendeskripsikan pasar keuangan global berserta institusi-institusi yang berhubungan dan mengatur, dengan fokus pembahasan pada deregulasi (berkurangnya batasan atau aturan), globalisasi, teknologi. Dalam studi ini akan dipelajari bagaimana transformasi pada industri jasa keuangan dan penjelasan menyeluruh tentang pelaku pasar modal global.
Sabtu, 13 Maret 2010
Organisasi Struktur Bank
A. Independent Bank
1. Aktivitasnya tidak dibawah bank holding company
2. contohnya : BDP-DIY
3. Beroperasi lokal dan regional
B. Bank Holding Companies
1. Memegang dan me'manage' beberapa perusahaan yang menjadi induk perusahaan
C. Credit Unions --> perbankan yang membantu kredit di daerah
D. Reserve Requirement --> persentase jumlah deposito yang ada pada bank, kemudian disetor pada bank central.
1. Aktivitasnya tidak dibawah bank holding company
2. contohnya : BDP-DIY
3. Beroperasi lokal dan regional
B. Bank Holding Companies
1. Memegang dan me'manage' beberapa perusahaan yang menjadi induk perusahaan
C. Credit Unions --> perbankan yang membantu kredit di daerah
D. Reserve Requirement --> persentase jumlah deposito yang ada pada bank, kemudian disetor pada bank central.
Commercial Banks and Investment Banks
Commercial Banks :
1. Bank-Bank umum seperti BNI, Danamon, dsb
2. Financial Intermediaries
Investment Banks :
1. Penjamin emisi saham (underwriter)
2. PT. Danareksa --> reksadana
3. Finance Intermediaries
4. Diawasi oleh BAPEPAM ( Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan )
1. Bank-Bank umum seperti BNI, Danamon, dsb
2. Financial Intermediaries
Investment Banks :
1. Penjamin emisi saham (underwriter)
2. PT. Danareksa --> reksadana
3. Finance Intermediaries
4. Diawasi oleh BAPEPAM ( Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan )
Senin, 01 Maret 2010
Unit Link
Unit Link, yaitu suatu produk asuransi yang digandengkan dengan skema investasi.
pada unit link dana investasinya dipisahkan dengan dana pertanggungan untuk klaim nasabah. Dana klaim nasabah dikelola oleh perusahaan asuransi, sedangkan dana investasi dikelola oleh manajer investasi yang terpisah.
Mekanisme investasinya sendiri dilakukan secara lebih transparan karena dana investasi tersebut dikelola secara terpisah sehingga bisa dipertanggungjawabkan kepada nasabahnya. Model investasinya mirip dengan reksa dana yang dana nasabahnya diwakilkan dengan unit penyertaan sesuai dengan besarnya dana yang diinvestasikan. Jadi, bisa dikatakan juga nasabah berinvestasi dengan cara membeli unit penyertaan.
Bedanya dengan reksa dana hanyalah pada pencantuman nilainya saja. Pada reksa dana, nilai setiap unit penyertaan diwakili dengan satu harga saja yang ketika Anda membeli atau menjual akan terkena biaya tambahan. Sedangkan, pada unit link, harga setiap unitnya dibedakan menjadi harga jual dan harga beli sehingga nasabah tidak dikenakan biaya tambahan lainnya kecuali selisih harga tersebut saja.
Kalau Anda ingin berinevstasi artinya membeli unit penyertaan sesuai dengan harga belinya. Dan ketika menarik investasi artinya menjual unit penyertaan sesuai dengan harga jualnya. Nilai unit penyertaan ini berubah-ubah setiap hari sesuai dengan perkembangan hasil investasi yang dilakukan oleh manajer investasinya.
(sumber : http://www.perencanakeuangan.com/files/UnitLink.html )
Selasa, 09 Februari 2010
Econit: Pertumbuhan Ekonomi Tinggi tetapi Rapuh
Selasa, 9 Februari 2010 | 16:40 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat ekonomi dari Eksekutif, Advisory, Group in Economics, Industry and Trade atau Econit, Hendri Saparini, memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 bakal mencapai 4,4 persen hingga 4,5 persen atau lebih tinggi dibandingkan asumsi pemerintah yang mencapai 4,3 persen.
"Kalau dari perkiraan Econit itu 4,4-4,5 persen," kata Hendri di sela-sela Deklarasi Pembentukan Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) di gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (9/2/2010). Diketahui, Badan Pusat Statistik atau BPS dijadwalkan akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi tahun 2009, besok pukul 11.00.
Meski cukup tinggi, Hendri menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi ini cukup rapuh. Pasalnya, tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2009 ditopang oleh aliran dana asing jangka pendek (hot money) dan utang luar negeri.
"Pemerintah menarik dana-dana hot money dan utang untuk membiayai APBN yang ongkosnya sangat mahal. Ini yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, rupiah dan cadangan devisa kuat. Namun, pertumbuhan ekonomi ini rapuh," ungkapnya.
Di sisi lain, sektor manufaktur yang tumbuh sekitar 1,4 persen dan pertanian sekitar 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya juga turut menopang angka pertumbuhan ekonomi tahun 2009. Namun menurut Hendri, kedua sektor ini justru tidak mampu menyerap tenaga kerja secara optimal.
"Sektor manufaktur dan pertanian tumbuh, tetapi tidak mampu menyerap tenaga kerja secara optimal karena kebijakan pemerintah tidak berpihak kepada rakyat. Sektor pertanian yang tumbuh itu bukan pertanian rakyat. Pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi dengan ongkos mahal dan rapuh ekonominya," tandasnya.
sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/09/16405238/Econit:.Pertumbuhan.Ekonomi.Tinggi.tetapi.Rapuh
Selasa, 9 Februari 2010 | 16:40 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat ekonomi dari Eksekutif, Advisory, Group in Economics, Industry and Trade atau Econit, Hendri Saparini, memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 bakal mencapai 4,4 persen hingga 4,5 persen atau lebih tinggi dibandingkan asumsi pemerintah yang mencapai 4,3 persen.
"Kalau dari perkiraan Econit itu 4,4-4,5 persen," kata Hendri di sela-sela Deklarasi Pembentukan Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) di gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (9/2/2010). Diketahui, Badan Pusat Statistik atau BPS dijadwalkan akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi tahun 2009, besok pukul 11.00.
Meski cukup tinggi, Hendri menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi ini cukup rapuh. Pasalnya, tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2009 ditopang oleh aliran dana asing jangka pendek (hot money) dan utang luar negeri.
"Pemerintah menarik dana-dana hot money dan utang untuk membiayai APBN yang ongkosnya sangat mahal. Ini yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, rupiah dan cadangan devisa kuat. Namun, pertumbuhan ekonomi ini rapuh," ungkapnya.
Di sisi lain, sektor manufaktur yang tumbuh sekitar 1,4 persen dan pertanian sekitar 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya juga turut menopang angka pertumbuhan ekonomi tahun 2009. Namun menurut Hendri, kedua sektor ini justru tidak mampu menyerap tenaga kerja secara optimal.
"Sektor manufaktur dan pertanian tumbuh, tetapi tidak mampu menyerap tenaga kerja secara optimal karena kebijakan pemerintah tidak berpihak kepada rakyat. Sektor pertanian yang tumbuh itu bukan pertanian rakyat. Pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi dengan ongkos mahal dan rapuh ekonominya," tandasnya.
sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/09/16405238/Econit:.Pertumbuhan.Ekonomi.Tinggi.tetapi.Rapuh
Langganan:
Postingan (Atom)